INDONESIA DAN MALAYSIA GELAR FESTIVAL OLAHRAGA DI UNY

Pemerintah Malaysia dan Indonesia menyelenggarakan olah raga persahabatan  Festival Olahraga Mahasiswa Indonesia Malaysia (FOMIM) ke-4 atau Sukan Malaysia-Indonesia (SUKMALINDO), 24-27 Juli di GOR UNY. Olahraga yang dipertandingkan yaitu bola voli, futsal, sepak takraw, bulu tangkis, dan hoki. Festival dibuka oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat, Wahab, M.Pd., M.A., dengan melakukan servis bola voli. Dalam sambutannya, Rochmat Wahab, mengatakan, SUKMALINDO atau FOMIM ini pada hakekatnya memiliki fitrah sebagai instrumen dan media untuk membangun persahabatan dan perdamaian para terpelajar (terutama di tingkat perguruan tinggi, sebagai calon pemimpin negara dan bangsa di masa depan. Even ini lebih mengedepankan persahabatan dan perdamaian yang perlu dijaga oleh semua pihak. “Even ini diharapkan dapat memfasilitasi pengembangan bakat dan kecerdasan kinestetik, sehingga para atlit dapat mengembangkannya secara optimal. Selain itu juga dapat membangun cultural understanding diantara bangsa Malaysia dan Indonesia, sehingga memudahkan dalam membangun networking yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang,” jelas Rektor. Ditambahkan, dengan semua atlit, pelatih, dan yuri menjunjung tinggi fair play, sportivitas, dan respek antar sesama, maka semua rangkaian pertandingan dapat dinikmati bahkan bisa menjadi contoh bagi terselenggaranya pertandingan olahraga yang menjunjung tinggi nilai-nilai utama olahraga.

Sementara itu, Sekretaris Panitia, Yudik Prasetya, mengatakan, setiap cabang olahraga diwakili oleh perguruan tinggi gabungan.UNY memberikan kontribusi atlet bola voli putra/putri, bulu tangkis putri. Sepak takraw dari  Unhalu (Kendari), futsal dari UNJ, dan hoki dari STIE Jakarta. Sedangkan Perbanas berkontribusi untuk bulu tangkis putra. Begitu juga kontingen Malaysia terdiri atas beberapa perguruan tinggi. “Ditunjuknya  UNY sebagai tuan rumah karena sarana dan prasarananya sudah siap untuk melaksanakan olahraga yang dipertandingkan. UNY juga sudah ditinjau oleh Dikti dan Bapomi Jakarta secara langsung ke lapangan. Selain itu karena Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pariwisata, dan secara ekonomis menguntungkan disamping rasa aman dan nyaman bagi peserta,” tambahnya. (wit)